Sunday, 9 December 2012

Surat Cinta Penjual Buah vs Penjual Sayur.

Penjual buah yg patah hati pada penjual sayur mengirim'kan surat yang isi'nya
»Surat Penjual Buah«.
"WAJAHMU MEMANG MANGGIS,.
WATAKMU JUGA MELON_KOLIS,.
TAPI HATIKU NANAS KARENA CEMBURU,SIRSAK NAPASKU,,,.
HATIKU ANGGUR LEBUR,,,.
INI DELIMA DALAM HIDUPKU,.
MEMANG INI JUGA SALAK KU,.
JARANG APEL DIMALAM MINGGU,.
YA TUHAN,,,.
MOHON BELIMBING-MU,,.
KALO MEMANG PER_PISANG_AN INI YG TERBAIK UNTUKKU,.
SEMANGKA KAU BAHAGIA DGN PRIA LAIN... SAWO-NARA.....
.
DARI: DURIANTO.
.
Tak lama kemudian....
Si penjual sayur pun membalasnya .
»Surat Penjual Sayur«.
"MEMBALAS KENTANG SURATMU ITU,,,.
BROKOLI2 SUDAH KUBILANG,.
JANGAN TIAP DATENG RAMBUTMU SELALU KUCAI,,, JAGUNGMU GAK PERNAH DICUKUR.,.
DISURUH DATENG MALAM MINGGU, EHH NONGOLNYA HARI LABU....
DITAMBAH KONDISI KEUANGANMU MAKIN HARI MAKIN PARE,,, KALO MO NELPON AKU AJA MESTI KE WORTEL,,,.
TERUS TERONG AJA,.
CINTAKU PADAMU SUDAH LAMA TOMAT... JANGAN KANGKUNG AKU LAGI, AKU MAU HIDUP SELEDRI.
CABE DEHHHHHH........!!!.
.
Salam: SAWITRI
Read more

Supir Goblok

Ada 2 orang pengusaha yg pengen nyeritain kegoblokan supir masing2.
Pengusaha A : “Supir gue tuh paling bego sedunia!! Mau liat buktinya? PAIJOOO….. SINIIIII…..!!!!!”.
Paijo: “Ya tuan… Ada apa tuan…?”.
Pengusaha A: “Ini saya kasih uang Rp. 10.000…. Ntar kamu ke showroom… Beli Mercedes Benz yg A Class…”.
Paijo: “Oh… Baik tuan….”.
Setelah itu Paijo pergi meninggalkan ruangan dimana 2 pengusaha itu sedang ngobrol2.
Pengusaha A: “Gimana ? Bego kan supir gue?!!”.
Pengusaha B: “Masih begoan supir gue……….TUKULLLL!!!!! Siniiiiii!!!!”.
Tukul: “Ada apa tuan? Tuan manggil saya?”
Pengusaha B: “Iya.. Tolong donk… Kamu ke rumah saya… Terus coba kamu cek apa saya masih di rumah?”.
Setelah ituTukul pergi meninggalkan kedua pengusaha tersebut.
Pengusaha A: “Huahahahahhahahaha… Gue ngaku kalah deh….!!!!”.
Di jalanan…. Kedua supir itu bertemu…..
Paijo: “Eh… Boss gue bego banget deh… Masa gue dikasih uang Rp. 10.000 buat beli Mercy A-Class….. Padahal sekarang kan hari Minggu ya… Show room tutup… Dasar boss gue itu bego banget!!”
Tukul: “Boss gue lebih bego lagi… Masa gue disuruh pergi ke rumahnya untuk nge-cek dia masih ada di rumah apa nggak…. Padahal kan dia punya handphone… Tinggal di telpon aja ya kan……”
:) salam Suckers
Read more

Mencintai Tanpa Alasan

Assalamualaikum..
kayaknya kalian wajib baca cerita ini deh...hehe.
upz...sampe lupa, mudah2an sehat semua ya? Amin.. buat yg lagi bokek cepet dapet rejeki, buat yg jomblo cepet dapet pacar. Amin.
gak banyak ngemeng deh, langsung aja kita baca ceritanya..mudah2an bermanfaat buat temen2 semua. Amin.
Cek this Out!!!



Ayu mengeluh kepada kekasihnya, setiap kali Ayu bertanya kepada tunangannya. “Kenapa sih kamu kok bisa cinta aku??” Tunangannya hanya menjawabnya dengan senyuman, bukan sekali atau dua kali, namun puluhan kali Ayu bertanya namun tetap mendapat jawaban yang sama...
Suatu sore Ayu tengah duduk sambil bercerita ala para wanita bersama teman temannya. Jess,Agnes, dan Riri. Ayu iri terhadap teman-temannya, mereka selalu punya alasan mengapa tunangannya mereka memiliki alasan setiap kali ditanya, “kenapa kamu cinta aku?”
Jess suka bilang, tunangannya suka sama dia karena Jess orangnya cantik. Sedangkan Agnes, tunangannya cinta Agnes karena Agnes anaknya BAIK, ASIK, dan tentu saja cantik, kemudian Riri, Riri bilang, “ tunangan gw suka sama gw gara2 denger gw jadi vokalis band di kampus, katanya sih suara gw bagus dan unik, dia selalu bilang.. “bersyukurnya gw, nanti punya Istri BAIK, CANTIK, PINTER NYANYI LAGI…”
Sedangkan Ayu?lagi dan lagi tidak punya jawaban, karena tunangannya tidak pernah mengatakannya. Ayu kecewa... “Berarti tunangannya tidak mencintainya lagi” !!! Ayu mengambil garis besar dari apa yang di alaminya. Mereka semua punya alasan, sedangkan tunangannya enggak pernah punya… .. kekasihnya hanya diam.. dia seperti ingin mengatakan sesuatu kepada Ayu, tapi Ayu tidak memberinya kesempatan. Ayu melangkah penuh rasa kesal.
Suatu hari Ayu pergi keluar kota bersama teman2nya. Jalanan penuh dengan kabut tebal, hujan turun sangat lebat dan Ayu kehilangan control mobilnya... mobil terjun bebas kedalam jurang.
Gelap...sunyi...hilang...
Ayu tersadar dalam keadaan yang berbeda, wajahnya penuh luka gores yang dalam, bekasnya membuat Ayu menjerit sejadi jadinya. Tapi lagi lagi Ayu tidak bisa menjerit seperti biasa, lidahnya kelu… dokter masih kesulitan mengobati saraf lidah miliknya. Ada sesuatu yang salah pada lidah Ayu... ia tidak bisa menggunakannya untuk berbicara..
Belum habis kesedihannya, saat akan melangkah Ayu kesakitan karena kedua kakinya digips. Ia mengalami patah tulang parah akibat tergencet dashbor mobilnya. Beruntung orang tuanya tidak mengijinkan dokter untuk mengamputasi kedua kaki Ayu. Ayu benar2 terpukul.
Di tempat pemulihan, Ayu yang tengah duduk diatas kursi roda, memandangi hijaunya lembah yang bergurat hebat 4 bulan sudah Ayu berada disana. Namun Ayu belum merasakan perkembangan yang menggembirakan. Kakinya masih saja lumpuh, lidahnya masih belum mampu berrkata sepatah-pun. Sedangkan wajahnya, hingga hari itu, Ayu enggan melihat cermin…
Suatu pagi , seorang pemuda datang, ia menghampiri Ayu di tempatnya biasa duduk. Karena Ayu belum bisa berbicara, maka ia hanya menulis ucapannya pada selembar kertas.
“Kenapa kamu kesini??
“Aku kesini pengen ketemu kamu Yu..”
“Kemana aja kamu selama ini?? kamu malu ya punya mantan calon istri yang Cacat??
Pemuda itu tersenyum.. “aku enggak malu Yu.
“Kenapa kamu punya fikiran buat ketemu aku lagi, bukannya dulu aku udah marahin kamu, apalagi sekarang aku Cacat, aku Buruk dan sudah enggak bisa apa-apa lagi... aku udah enggak berarti...” Ayu menangis…
Pemuda itu memandang lekat wajah Ayu.
“Kamu tau Yu? dulu , aku enggak bisa jawab waktu kamu selalu bertanya, mengapa aku mencintai kamu. Kalau dulu kukatakan aku mencintai kamu karena kamu pandai bernyanyi, tentu setelah keadaan kamu seperti sekarang, tidak ada alasan lagi bagiku mencintai kamu, kalau kukatakan aku mencintaimu karena kamu pandai manari, masih adakah cintaku setelah kakimu tidak dapat digerakkan lagi, setidaknya sekarang??? Dan kalau kukatakan karena wajahmu yang cantik dan menarik, tentu cintaku hilang setelah wajahmu cacat dan jelek.
“Jadi.. Dari dulu sampai sekarang hingga Nanti. Aku mencintaimu tanpa Alasan.. “aku mencintai apa adanya kamu”
Ayu menangis ..terharu
Cinta adalah Memberi...memberi...dan memberi. Cinta yang murni tidak pernah meminta, tidak pernah menuntut, ia hadir tanpa pamrih, ia penuh dengan keiklasan.
Dengan cinta hidup terasa manis. Indah dan sempurna. Ingat tidak saat masih pacaran. Pacar jerawatan dibilang sebersih embun, badan pacar gendut dibilang seksi dan menawan dan banyak lagi pembenaran lainnya. Tapi banyak diantaranya setelah menikah, semua itu seperti lenyap, kenapa?? “Karena kita memiliki alasan….”
AKU MENCINTAIMU KARENA AKU TAK MEMPUNYAI SATUPUN ALASAN..
BEGITU JUGA AKU.. AKU TAK MEMILIKI SATUPUN ALASAN UNTUK MENINGGALKANMU..
JANGAN BERI AKU ALASAN UNTUK MENCINTAIMU… KARENA KELAK AKU AKAN MENINGGALKANMU DENGAN ALASAN ITU…
Read more

Allah Maha Tahu

Btw kok kadang kita ngerasa Tuhan itu jahat, kita minta ini gak dikabul, pengen itu gak dikasih trus pgn pacar tapi kok blum dapet2 juga. :)
Padahal gak gitu sob, pasti ada sesuatu kenapa permintaan kita gak dikabul, kenapa sebab kita masih jomblo, yg suatu saat nanti kita pasti mengerti dan menyadarinya. Padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita dan semua rencanaNya adalah SEMPURNA.
Terpenting kita harus inget sob, “syarat terkabul doa adalah yakin dan doa tanpa usaha sama dengan kosong serta berusaha tanpa berdoa dia itu sombong”.
coba baca postingan berikut deh, mudah2an terinspirasi n ada manfaatnya buat kalian semua.. :)

Di sebuah desa hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai hidupnya.
Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya bergemuruh.Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang kedelai, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli kacang kedelai, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.
Di tengah putus asa,terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..." Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya.
Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacang kedelainya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.
Dia jg yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang,dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah.Bantulah aku, kabulkan doaku..."
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe.Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang kedelai tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya.
Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.
Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe!" batinnya. Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi.
Air mata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Apakah Tuhan ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.
Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya.
Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...
Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya?"
Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe..." Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe..."
"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu lagi.
Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, sahabat?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah!" pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli.
Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"
"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah S2 di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu?"
Read more